Waspada Angin Duduk, Ternyata Salah Satu Ciri Penyakit Jantung Lho!!!

Posted by Kliping Sinopsis Berbagai Berita Dunia Offline

waspada angin duduk
 
Sindrom Koroner Akut, Cukup Hitungan Menit

Tina sangat terkejut saat mendapat kabar jika suaminya Tono meninggal dunia. Bagaimana tidak, pagi sebelum berangkat kerja, pria berusia 40 tahun itu terlihat sehat-sehat saja, tidak ada tanda-tanda sakit sebelumnya. Ketika ditanyakan apa penyebab kematiannya, dokter mengatakan bila Tono terserang Sindroma Koroner Akut (SKA) atau awam menyebutnya penyakit angin duduk.

Pernah mendengar istilah tersebut, dimana satu penyakit yang bisa membuat penderitanya meninggal secara mendadak hanya dalam waktu 15 hingga 30 menit? Jika iya, sebaiknya Anda mulai menjaga kesehatan jantung Anda, karena sindrom ini termasuk salah satu manifestasi penyakit jantung koroner yang bisa berubah menjadi serangan jantung. Dan jika tidak ditangani secara tuntas akan mengakibatkan kematian.

Berdasarkan survei kesehatan rumah tangga Departemen Kesehatan RI, prevalansi penyakit kardiovaskuler di Indonesia setiap tahun semakin meningkat. Bahkan penyakit tersebut telah menempati urutan pertama dalam penyebab kematian di Indonesia. Itu juga berlaku di Amerika Serikat. Meskipun upaya masyarakat, pelayanan kesehatan yang baik, hingga peran pemerintah dalam menanggulangi penyakit kardiovaskuler cukup konsisten, namun tetap masih merupakan penyebab utama kematian.

“SKA merupakan sekumpulan gejala yang muncul akibat adanya gangguan aliran darah di pembuluh koroner secara akut. Gangguan ini terjadi karena ada sumbatan di sebagian rongga pembuluh darah koroner akibat kerak aterosklerosis yang kemudian robek sehingga memicu terjadinya gumpulan darah (thrombosis),”kata Dokter spesialis jantung RSMM dr. Rina Elfiani, SpJP belum lama ini.

Semua berawal dari terbentuknya kerak aterosklerosis. Kerak berkembang menyebabkan diameter rongga dalam arteri menyempit. Ketika terjadi luka, kerak tersebut mengalami erosi diikuti proses pembentukan bekuan-bekuan darah (trombus). Terbentuknya trombos membuat darah sulit mengalir ke otot jantung. Akibatnya, daerah yang seharusnya mendapat pasokan darah terancam mati.

Menurut Rina, selain kerak aterosklerosis, faktor resiko lain yang bisa menjadi pemicu SKA adalah kadar kolesterol tinggi, hipertensi, diabetes, merokok, genetik, kegemukan, kurang berolahraga, stress, dan menopause. “Ada empat faktor resiko biologis yang tak dapat diubah yaitu usia, jenis kelamin, ras, dan riwayat keluarga. Tetapi faktor resiko lain masih dapat diubah, sehingga bisa memperlambat proses timbunan lemak,”ujar Rina.

Gejala dari SKA sendiri adalah nyeri, rasa terjepit, kram, rasa berat atau terbakar di dada (angina). Biasanya terjadi di sisi tengah atau kiri dada, berlangsung lebih dari 20 menit. Rasa nyeri bisa menjalar ke rahang bawah, leher, bahu, lengan, dan punggung. Rasa nyeri bisa timbul pada waktu istirahat dan pada penderita yang sebelumnya tidak pernah mengalami hal ini.

“Jika penderita pernah mengalami angina, maka serangan berikutnya lebih berat atau sering. Kadang-kadang pasien mengeluh seolah pencernaannya terganggu atau nyeri terasa di ulu hati. Keluhan ini disertai sesak, mual, muntah, atau keringat dingin,”jelasnya seraya menambahkan bila SKA identik kejadian serangan jantung koroner dengan angka kematian tinggi, sehingga perlu penanganan cepat, cermat, dan tepat.




Sinopsis Jurnal Bogor 29 Juli 2010

Related Post