Berbisnis Veal Daging Sapi Perah Pejantan

Posted by Kliping Sinopsis Berbagai Berita Dunia Offline

daging sapi, sapi perah
Veal Daging Sapi Perah Pejantan

daging sapi, sapi perah


Daging yang diperoleh dari sapi perah jantan muda yang digemukkan, berwarna putih dan lebih empuk daripada daging sapi biasa. Pada awalnya daging yang terkenal sebagai veal ini diproduksi di Belanda sekitar 100 tahun lalu. Kini cara itu telah diterapkan di Indonesia, meskipun konsumennya terbatas

Penggemukan sapi itu dilakukan dengan susu atau pengganti susu. Daging yang dihasilkan masih putih seperti daging ayam, dan lebih enak rasanya daripada daging sapi biasa. Produksi daging ini dimulai sejak peternakan sapi mengenal inseminasi buatan. Sperma seekor pejantan unggul dapat membuahi 10.000 ekor betina. Anak hasil inseminasi buatan ini melimpah, termasuk yang jantan. Karena, banyaknya anak sapi perah jantan yang tidak termanfaatkan, lalu ada yang mempunyai gagasan, untuk menggemukkannya, dan memanfaatkan dagingnya. Penggemukan dengan konsetrat atau hijauan menghasilkan daging yang harganya biasa saja. Tapi kalau dengan susu untuk menghasilkan veal, harganya jauh lebih tinggi.

Konsumen veal di Indonesia masih terbatas orang-orang asing, dan hotel berbintang. Produsennya juga sedikit dan pengembangnya lamban. “Kami dulu produksi veal sejak 1985 karena ada permintaan”, kata Ir. Rokhmat Wijoyo, Manager Produksi PT Karyana Gita utama. Menurut Prof. Dr. Ir. Adi Sudono, MSc. dari Fakultas Peternakan IPB, Bogor, veal bisa dikembangkan di Indonesia asal ada pasarnya. “Misalnya pemerintah melarang impor veal,” ungkapnya lebih lanjut.

 
Syarat Bakalannya

Untuk memproduksi veal secara ekonomis, harus dipilih bakalan sapi jantan yang tumbuhnya cepat. Misalnya sapi FH (Frieisian Holstein). Bakalan ini bisa diperoleh dari peternak, karena mereka cenderung memelihara sapi betina. Bakalan yang baik berat awalnya, antara 35-40 kg. kalau lebih rendah dari itu berarti tidak sehat, dan nanti kenaikkan berat badannya tidak memenuhi standar. Umur untuk dijadikan bakalan 7-10 hari, saat anak sapi mulai di sapih. 


Butuh Calf Milk Replacer

Bakalan sapi terpilih yang dikandangkan (tiap kandang seekor), mula-mula masih diberi pakan susu murni, 4-5 liter per ekor tiap hari, diberikan 2 kali sehari. Pemberian susu murni ini dilakukan selama 2 minggu, pakannya diganti calf milk replacer (CMR).

CMR berupa bubuk, terbuat dari susu skim dan konsentrat. Kadar protein 27%, lemak 18%, laktosa 44%. Total abunya 7,5%, dan airnya 3,5%. Jumlah CMR yang diberikan meningkat dalam 7 hari. Mula-mula 4-5 liter kemudian menjadi 7-8 liter per ari. Cara pemberiannya, 1 kg CMR ditambah 7 lliter air hangat, bersuhu 550C. sebelum disajikan, suhu pakan ditunggu sampai turun menjadi kurang lebih 400C. agar lengkap CMR ditambah dengan mineral, vitamin, antibiotik, dan hay (rumput kering). Menurut Rokhmat, rumput ini hanya untuk latihan makan. Namun menurut Adi Sudono, di Belanda tidak digunakan hijauan sama sekalli.

Sapi bakalan penghasil veal sebaiknya ditempatkan di kandang individu ukuran 150x80-100 cm2, dengana atap setinggi 3 m. Kelembaban ruangan harus dijaga tidak terlalu tinggi. Bila suhu malam terlallu rendah dan angin bertiup kencang, kandang diberi dinding plastik dan ditambah lampu sorot. Untuk menghindari dingin dari lantai, kandang dialasi jerami, sekam atau serbuk gergaji, namun harus sering diganti agar tidak meningkatkan kelembapan. Selain itu kandang juga harus selalu dijaga kebersihannya.

Penggemukan dengan CMR berlangsung selama 130 hari. Berat sapi siap potong 80-100 kg, dengan karkas 50-60%. Kenaikan berat badan dengan penggemukan secara ini sekitar 1-1,1 kg per hari. Kalau sapi hasil penggemukan dengan CMR belum laku karena tidak sesuai dengan permintaan pasar, sapi itu masih bisa digemukkan lebih lanjut dengan konsentrat biasa untuk dijual kemudian kalau ada permintaan.

Biaya pembuatan sapi penghasil veal, per ekor
Bakalan
Rp. 175.000
Biaya pemeliharaan

1.       Pakan

               Susu = 14 hari x 5 l x Rp. 500
Rp. 35.000
               CMR = 116 hari x 6 l x Rp. 312,5
Rp. 217.500
               (harga CMR rp. 2.500/kg)

               Hay = 116 hari x 0,5 kg x Rp. 17,5
Rp. 1.015
               Konsentrat (calf starter)

                 116 hari x 0,5 kg x Rp. 250
Rp. 14.500
2.       Tenaga kerja

130 x Rp. 200
Rp. 26.000
Transpor
Rp. 20.000
Biaya potong
Rp. 20.000
Mortalitas 10%
Rp. 17.500
Bunga Bank

  130/365 hari x 0,24 x Rp. 443.015
Rp. 37. 869
Total biaya
Rp. 564.384


Harga jual Rp. 13.500/kg

Pendapatan = 50 kg x Rp. 13.500/kg
Rp. 675.000
Keuntungan = Rp. 675.000-Rp. 564.384
Rp. 110.616

Artikel trubus 271, tahun 1992

Related Post